Pagi hari Kamis 10 Juli 2008 yang lalu, serasa disambar petir rasanya ketika mendapat telephone dari Pak Yusfandri. " Mas Toos apa sudah mendengar berita? Pak Said mengalami serangan Jantung dan sekarang di rawat di RS Boromeus Bandung sejak tadi malam "
Rasa terkejut bercampur jengkel, mengapa justeru aku mendengar berita dari teman di Jakarta. Tidakkah terpikir oleh teman2 di Bandung untuk mengirim berita langsung padaku?
Tapi ya sudah, aku segera bersiap siap berangkat ke Bandung setelah rapat selesai.
Di lantai 4 Joseph RS Boromeus sore itu sudah banyak sekali rekan rekan dari ITB, BPPT, PT DI berkumpul didepan pintu masuk ICU. Semua dengan expresi penuh kekhawatiran dan cemas.
Sore itu aku masih sempat berkirim SMS dengan Pak Jusman SD, yang kemudian meminta aku melaporkan segala perkembangan kesehatan Pak Said sebab beliau sedang berada di Batulicin-Kalsel.
Walaupun kami sudah tidak diperkenankan masuk ke ICU, kami tetap memantau perkembangan Pak Said melalui Pak Imron, Sekpri Ka BPPT.
Sekitar jam 20.30 aku dan Irene meninggalkan RS Boromeus, setelah mendengar laporan bahwa Pak Said sdh berada dalam kondisi stabil.
Akupun, mengirimkan pesan singkat kepada Pak Jusman bahwa Pak Said sudah berada dalam kondisi stabil.
Hari Jumat pagi, jam 08.00 berita yang sangat mengejutkan, Mbak Yuwinar sambil menangis di telephone memberitahu bahwa Pak Said sudah meninggalkan kita semua.
Lemas rasanya segenap tubuhku.
Siang itu jenazah Pak Said diberangkatkan dengan CN 235 TNI-AU ke Yogyakarta. Ternyata sampai saat terakhir beliau, masih diijinkan Tuhan untuk menumpang CN 235, dimana beliau sangat banyak sekali terlibat semenjak awal penerbangan perdana 1985 yang lalu, sampai proses terbang uji sertifikasi di Kemayoran. CN 235 was his baby. Keterlibatan Pak Said tidak henti2 nya dalam seluruh kegiatan terbang uji CN 235 bahkan pada saat kami melakukan Icing test dan sertifikasi di Prestwick Scotland pada tahun 1999, beliaupun masih turut serta terlibat langsung disana.
Jenazah sempat disemayamkan malam itu dirumah keluarga, Jl Ireda, Yogyakarta.
Benar benar merupakan wadah reuni bagi kami, meskipun banyak diantara kami yang sudah tidak di PT DI lagi tetapi pada momen tersebut kami semua mengkhususkan diri untuk mengantarkan Pak Said ke tempat peristirahatan terakhir beliau.
Sabtu pagi 12 Juli 2008, Pak Said dimakamkan di Makam Sewu Bantul, berdampingan dengan makam ibunda tercintanya.
Selamat jalan Pak Said, terlalu banyak kenangan yang kusimpan dengan beliau
No comments:
Post a Comment